Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen GTK Kemendikbud) mengirimkan 1.200 Pendidik dan Tenaga Kependidikan tingkat PAUD, PKBM, LKP hingga SMA/SMK untuk mengikuti training ke 12 Negara; Antara lain Australia, Selandia Baru, India, Korea Selatan, Jerman, Jepang, Prancis, Singapura, Tiongkok, Belanda, Malaysia dan Thailand selama 21 hari dengan mengemban misi Guru Indonesia Agen Perubahan. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk implementasi program pemerintah dalam memajukan karakteristik pendidikan nasional, dengan cara mengangkat karakteristik sumber daya manusia (SDM) para Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Salah satu yang beruntung mengikuti program ini adalah Supriadi; CEO & Founder Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Homeschooling Pena Surabaya. Beliau dan 350 Peserta lainnya berkesempatan menimba ilmu di Negeri China selama 3 Pekan di Jiangsu Normal University. Selama disana banyak pengalaman menarik melalui kegiatan workshop, pelatihan, school visit, social visit dan Seminary. Banyak hal yang bisa diadobsi dari sistem pendidikan di China; Salah satunya STEM Teaching and Learning yang cocok sekali diterapkan di Homeschooling Pena; Tidak hanya interaktif tapi sistem ini menuntut Peserta Didik untuk berpikir kritis, Kreatif dan Kolaboratif, Papar Beliau.
Guru adalah Inspirator, Motivator, Katalisator dan Penjaga Gawang
Kedatangan 1.200 Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Jakarta disambut oleh Dirjen GTK Kemendikbud; Supriano “Kami harap Anda dapat melakukan perubahan karena sejatinya guru adalah Inspirator, Motivator, Katalisator dan Penjaga Gawang. Sampaikan dan ceritakan kepada siswa dan guru lainnya saat upacara di sekolah. Ceritakan pengalaman yang dapat menginspirasi dan memotivasi mereka selama Bapak dan Ibu belaja di luar negeri”. ujar beliau, Senin (25/3).
Kedatangan peserta pelatihan juga turut disambut oleh tiga pejabat lain yakni; Dirjen GTK Kemendikbud, Direktur Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus; Renani Pantjastuti, Direktur Tenaga Kependidikan; Santi Ambarukmi beserta Kepala Bagian Umum dan Kerjasama; Soesilo. Para Peserta juga dihimbau untuk menularkan pengalaman mereka selama belajar di luar negeri di berbagai media, terlebih di media sosial untuk diviralkan guna memberi manfaat kepada khalayak luas.
Supriano juga menghimbau setelah menuntut ilmu di luar negeri, Mereka mampu menjadi Guru Indonesia Agen Perubahan dimana saja mereka berada, serta mampu mengimplemtasikan ‘Teori Sungai’ dari Tiongkok yang meliputi 4 hal, yakni; Mengikuti arus, mempelajari arus, membentuk arus dan menciptakan arus.
Untuk menghasilkan mutu pendidikan yang bagus ditentukan oleh 4 faktor: Kebijakan dari pusat, Sarana Prasarana yang mendukung, Manajemen yang profesional dan kompetensi Guru. ” Proses pembelajaran yang baik 80% ditentukan di kelas. Untuk menghasilkan guru yang kompeten itulah Anda dikirim ke luar negeri. Jadi, Bapak/Ibu dikirim untuk perbaikan proses pembelajaran dan menjawab tantangan ke depan; Yakni pembelajaran abad 21 di era revolusi industri 4.0′. Pungkas Supriano